PROSES PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD, PRIORITAS DAN
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
Dosen
Pengampu: H. Moh Djasuli, SE, M.Si., QIA
Oleh
Imami
Diyah Puspita
Nim
140241100001
PROGRAM
STUDI D3 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai proses penyusunan kebijakan
umum apbd, prioritas dan plafon anggaran sementara.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga berguna
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Bangkalan, 14
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iii
1.
Pendahuluan......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
2.
Pembahasan.......................................................................................................... 1
2.1
Landasan Teori................................................................................................... 1
2.2
Pembahasan Masalah......................................................................................... 2
2.2.1 BUMD Sebagai Pusat Laba............................................................................ 2
2.2.2 Akuntansi BUMD........................................................................................... 3
3. Simpulan.............................................................................................................. 4
3.1 Soal.................................................................................................................... 4
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 4
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di era reformasi keuangan daerah,
dalam entitas pemda dibentuk berbagai pusat pertanggungjawaban, yaitu unit
organisasi dalam suatu entitas yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab. Pertanggungjawaban manajer tersebut dilakukan dengan
dinilainya manajer tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Bila pusat
pertanggungjawaban berupa pusat laba, maka manajer pusat pertanggungjawaban
tersebut dinilai berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan
investasi yang ditanamkan oleh entitas induknya. BUMD atau perusda merupakan
contoh pusat laba dalam entitas pemda.
Akuntansi yang dijalankan dalam BUMD
adalah akuntansi sektor bisnis. Laporan keuangan yang disusun oleh BUMD ini
merupakan input informasi bagi pemda sebagai investor di BUMD tersebut. Laporan
ini pula yang dianalisis oleh pemda dalam mengambil keputusan investasinya,
termasuk apakah pihaknya akan meningkatkan investasinya pada perusda atau
tidak.
Sehubungan dengan pendirian dan
transaksi-transaksi yang menyangkut investasinya, pemda juga melaksanakan
pencatatan (pengakuntansian). Transaksi yang diakuntansikan antara lain
menyangkut penyertaan (investasi) dan diperolehnya pendapatan berupa bagian
laba BUMD. Pengakuntansian transaksi-transaski tersebut oleh pemda menggunakan
basis kas modifikasian.
Oleh karena itu penulis membuat
makalah ini untuk membahas mengenai BUMD sebagai pusat laba dan akuntansi BUMD.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1.
Apakah yang dimaksud dengan BUMD sebagai
pusat laba?
2.
Bagaimanakah akuntansi BUMD?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini adalah:
1.
Untuk mendeskripsikan BUMD sebagai pusat
laba
2.
Untuk mendeskripsikan akuntansi BUMD
2. Pembahasan
2.1 Landasan Teori
Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) adalah dokumen anggaran
yang dibuat oleh Sekertaris Daerah untuk disampaikan kepada Kepala Daerah
sebagai pedoman dalam penyusunan APBD berdasarkan Rencana Kerja Prioritas
Daerah (RKPD) dari hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), yang
dilaporkan paling lambat minggu pertama bulan Juni. (Permendagri No. 59 Tahun 2007, Pasal 83 – Pasal 88).
Pedoman
penyusunan APBD antara lain memuat :
1. Pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi
kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah;
2. Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran
berkenan;
3. Teknis penyusunan APBD;
4.
Hal-hal khusus
lainnya.
Rancangan
KUA memuat :
1. Kondisi ekonomi makro daerah;
2. Asumsi penyusunan APBD;
3. Kebijakan pendapatan daerah;
4. Kebijakan belanja daerah;
5. Kebijakan pembiayaan daerah;
6.
Strategi
pencapaiannya.
Rancangan
PPAS memuat :
1. Penentuan skala prioritas pembangunan daerah;
2. Penentuan skala prioritas program masing-masing
urusan;
3.
Penyusunan
plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan.
Kesemua rancangan KUA dan PPAS tersebut memuat
langkah-langkah kongkrit dalam mencapai target
yang diharapkan. Rancangan KUA dan PPAS disampaikan Kepala Daerah kepada
DPRD paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya untuk selanjutnya
disepakati paling lambat akhir Juli tahun anggaran berjalan.
2.2 Pembahasan Masalah
2.2.1 BUMD Sebagai Pusat Laba
BUMD atau disebut juga dengan perusahaan daerah (perusda)
didirikan oleh pemda sebagai pusat laba. Artinya, BUMD merupakan unit
organisasi dalam tubuh yang didirikan untuk menghasilkan pendapatan bagi pemda
yang melakukan investasi pada perusda tersebut. Prestasi BUMD tersebut diukur
berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan BUMD dengan nilai
investasi yang sudah dilakukan oleh pemda sebagai investor. Dengan demikian,
selain wajib menyusun laporan keuangan daerahnya, pemda suatu
provinsi/kabupaten/kota juga menjadi pemakai laporan keuangan antitas lain
yaitu BUMD/perusda di lingkungannya
Hal ini
dapat dilihat dari aspek teori keagenan (agency
theory). teori keagenan adalah teori hubungan prinsipal dengan agen. Dalam
hubungan tersebut, prinsipal (misalnya rakyat yang diwakili oleh DPRD) mempercayakan
pengelolaan kekayaannya kepada agen (misalnya pemda/gubernur/bupati/ walikota).
Jadi, dalam konteks teori keagenan tersebut, pemda provinsi/kabupaten /kota
dapat bertindak sebagai agen maupun prinsipal. Sebagai agen, pemda bertugas
mengelola dana prinsipal, yaitu rakyat yang diwakili oleh DPRD. Sebaliknya,
sebagai prinsipal, pemda menyerahkan pengelolaan kekayaannya kepada BUMD yang
bertindak sebagai agen. Dalam kedudukannya sebagai prinsipal, pemda harus mampu
menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh agennya, yaitu BUMD/perusda.
2.2.2 Akuntansi BUMD
Oleh karena BUMD atau perusda tersebut merupakan
perusahaan swasta, maka akuntansi yang ada pada BUMD adalah akuntansi sektor
swasta (private). Jadi,
langkah-langkah yang ada pada siklus akuntansi sektor swasta dilakukan dalam
mengakuntansikan transaksi-transaksi pada perusda. Contoh perusda adalah
Perusda Air Minum, Percetakan Daerah, Bank Pembangunan Daerah, dan lain-lain.
Dalam bagian selanjutnya dicontohkan kasus pendirian sebuah perusda oleh pemda
suatu kabupaten beserta proses akuntansinya hingga dihasilkan laporan keuangan.
Proses akuntansi yang
dilakukan sesuai siklus akuntansi swasta, meliputi langkah-langkah:
1.
Pembuatan Jurnal
Setelah melakukan
analisis transaksi baru melakukan penjurnalan.
2.
Kemudian memposting ke buku besar
3.
Saldo rekening-rekening yang ada lalu
dimasukkan dalam neraca saldo yang merupakan daftar saldo rekening pada akhir
periode akuntansi.
4.
Langkah selanjutnya adalah membuat
penyesuaian yang diperlukan seperti penyesuaian yang dibuat terkait dengan
biaya sewa gedung, depresiasi berbagai peralatan dan lain sebagainya.
5.
Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah
dibuat kemudian diposting. kemudian, saldo rekening setelah posting jurnal
penyesuaian dimasukkan dalam neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP). Selain
praktik tersebut, dapat pula disusun neraca lajur/kertas kerja (worksheet), yaitu kertas kerja yang
berisi kolom Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian,
Laba/Rugi, dan Neraca. Kolom Penyesuaian berisi jurnal penyesuaian yang telah
dibuat pada tahap sebelumnya. Dalam penyusunan neraca lajur, rekening-rekening
baru yang muncul setelah penyesuaian diletakkan dibawah rekening-rekening baru
yang muncul setelah penyesuaian diletakkan di bawah rekening-rekening neraca
saldo semula. Kolom Laba/Rugi berisi rekening-rekening temporer, sedang kolom
Neraca berisi rekening-rekening riil. Dari kolom Neraca dan Laba/Rugi dalam
neraca lajur tersebut dapat langsung disusun Laporan Laba/Rugi dan Neraca
Perusahaan Daerah.
6.
Setelah membuat NSSP, langkah
selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan. Pertama yang disusun adalah
laporan laba/rugi. Cara yang dilakukan adalah dengan mengambil
rekening-rekening temporer yang terdapat pada NSSP, yaitu rekening pendapatan
dan biaya, atau dengan menyalin kolom Laba/Rugi dari Neraca Lajur. Hal yang
sama dilakukan untuk neraca.
7.
Jurnal penutup perusahaan daerah
Jurnal penutup tersebut
kemudian diposting pada rekening-rekening yang bersangkutan.
8.
Neraca Saldo Setelah Tutup Buku
Dengan memerhatikan
kolom NSSP pada neraca lajur dan rekening-rekening setelah proses posting
jurnal penutup maka dapatlah disusun neraca saldo setelah tutup buku.
3. Simpulan
1. Prestasi
BUMD tersebut diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang dihasilkan BUMD dengan
nilai investasi yang sudah dilakukan oleh pemda sebagai investor.
2. Pemda
harus mampu menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh agennya, yaitu
BUMD/perusda.
3. Dikarenakan
BUMD menggunakan akuntansi sektor swasta (private).
Maka, langkah-langkah yang ada pada siklus akuntansi sektor swasta dilakukan
dalam mengakuntansikan transaksi-transaksi pada perusda.
4. Proses
akuntansi yang dilakukan BUMD mulai dari pembuatan jurnal sampai pembuatan
neraca saldo setelah tutup buku.
3.1 Soal
1.
Mengapa BUMD sering disebut sebagai
pusat laba?
2.
Mengapa BUMD menggunakan siklus
akuntansi swasta?
3.
Apakah yang dimaksud dengan kebijakan
umum anggaran?
4.
Apakah fungsi dari saldo rekening dalam
siklus akuntansi BUMD?
5.
Apakah yang dimaksud dengan teori
keagenan?
Daftar Pustaka
Anonim.
2009. “Kebijakan Umum Apbd Kua dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara”, (Online), (https://benfrizsmalau.wordpress.com, diakses 09 Oktober 2015)
Anonim.
2010. “Bumd Badan Usaha Milik Daerah”, (Online), (http://multikultur-boxs.blogspot.co.id, diakses 09 Oktober 2015)
Halim, Abdul. 2001. Akuntansi
Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment
Mohon Berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Kritik dan Saran Sangat diperlukan untuk Memajukan Blog ini terimakasih :D