|
Di antara kesibukan Bandara Juanda Surabaya dan diantara kesibukan
orang-orang yang berlalulalang, keluarlah dua orang yang baru saja landas. Mereka
adalah Nobita dan Si Suka. Mereka terlihat santai saat menuju ruang tunggu.
Terlihat juga seorang nenek yang menunggu cucunya. Dia adalah Kan He Yein.
Tiba-tiba ada seorang lelaki yang menemukan paspor terjatuh diatas lantai. Dia
adalah Park Seung Jo.
Park : “Paspor siapa ini?? (clingakclinguk) Ouhh..
mungkin paspor mereka..
Heii
kamu... ini paspor lhu yak??”
Nobita&Si
Suka : “(menoleh)
sepertinya paspor aku. (Meninggalkan tas yang begitu berat)”
Park : “Ini paspor kalian apa bukan?? Ada 2 buah
paspor yang aku temukan pada saat aku jalan di belakang kalian dan
rasanya ini milik kalian..”
Nobita : “Ouuhhh iyahh,, ini paspor saya. Dimana kamu menemukan ini? Ahh..
sudahlah, gak penting juga aku tahu dimana
kau menemukannya. Ngomongngomong trimakasih yak (agak cuek
kemudian bergegas mengambil tas yang ditinggalkan ditengah
jalan dan mengambil tas miliknya si suka yang tergeletak di tempat yang sama)”
Si
Suka : “Huh.. Dasar. Gak tau terima kasih (Menyindir
Nobita). Haii.. ini bener kok paspor saya. Dimana
kamu menemukannya?”
Park : “Tadi aku berjalan di belakang kalian. Pada
saat kalian saling tubrukan, sepertinya ada sesuatu yang jatuh dan
ternyata itu paspor kalian”
Si
Suka : “Ouhh.. terima kasih banyak yaachh.. untung
ada kamu. Kalau tidak, ini paspor bakal hilang..”
Park : “Iya sama-sama. Kalau boleh tau nama kamu
siapa?”
Si
Suka : “Si Suka. Eh sudah dulu yachh.. aku lupa kalau
tadi aku meninggalkan tas disana. Trima kasih
banyak yaa.. See You (menuju tempat dimana tas ditinggalkan)”
Park : Sepertinya aku tidak asing dengan nama gadis
itu. Ahh.. sudahlah..
Setelah Nobita dan Si Suka mengambil paspor,
ternyata tas mereka tertukar. Nobita dan Si Suka tidak sadar bahwa tas mereka
tertukar. Mereka langsung menuju tempat tujuan masing-masing. Si Suka bertemu
dengan neneknya, Kan He Yein
Si
Suka : “Nenek.. Cucu kesayanganmu pulang”
Nenek : “Ternyata cucu nenek yang dulu masih bau kencur sekarang dah gedhe
yak..
Tapi
sayang masih tetap boncel dari dulu. Hehehe”
Si
Suka : “Ahh nenek gitu amat sih ama cucu kesayangan
sendiri. Tapi gak papalah Si Suka tetap sayang
banget kog sama nenek buktinya Si Suka bawakan ini untuk nenek (memberikan
bros)”
Nenek : “Apa ini? Kog bentuknya sepertinya kue gitu sih? Nenek makan aja
yahh.. (hendak makan bros)”
Si
Suka : “(Happ. Memberhentikan nenek yang hendak mau
makan) Jangan nek, itu bukan kue. Ini bros nenekku sayang.
Tempatnya disini (memasangkan bros)”
Nenek : “Yaelah.. cucu yang gak perhatian. Ngapain nenek dibelikan benda
semacam ini. Buat apa nenek menggunakan ini?
Toh tidak pantas buat nenek dikenakan. Yang cocok buat nenek tuh makanan
yang baxag.. kau membawanya tidak?”
Si
Suka : “Bawa nek”
Nenek : “Cucu yang pinter. Ya
sudah, yuk kita pulang. Kelamaan disini juga tak enak”
Si Suka dan Neneknya pun pulang. Beberapa jam
kemudian, Si suka dan neneknya tiba di rumahnya. Begitupun juga dengan nobita
yang terlebih dahulu tiba dirumahnya.
Nenek : “Si Suka..”
Si
Suka : “Iya nek.. ada apa?”
Nenek : “Mana makanan nenek yang
kau ceritakan tadi?”
Si
Suka : “Iya sebentar nek. (Membuka tas). Loh, ini
bukan tasku... apa jangan-jangan...”
Nobita
: “(membuka tas juga bersamaan dengan Si Suka).
Lha ini bukan tasku. Kog isinya pada makanan
semua..“
Nobita&Si
Suka : “Pasti
tertukar”
Nobita
: “Tapi ini ada kartu namanya. (mengambil sebuah
kartu nama di dalam tas)”
Si
Suka : “Huftt.. Gak ada tanda pengenalnya lagi.
Gimana ini?”
Nobita : “Namanya Si Suka, tinggal di Pangeranan no 19 Bangkalan.”
Si
Suka : “Hadde.. sial banget siih.. mana jajan nenek
ada pada situ semua lagi..”
Nobita : “Okeyy. Saatnya Cowok keren berangkat”
Nobita menuju rumah pemilik tas itu. Dia hendak
mengembalikan tas yang tertukar di Bandara Juanda tadi. Beberapa jam kemudian,
Nobita telah menemukan alamat pemilik rumah itu,
Nobita : “Assalamu’alaikum”
Nenek : “Waalaikum salam”
Nobita : “Saya ingin mencari Si Suka. Apa anda mengenalnya?”
Nenek : “Ouuhhh.. itu cucu saya. Silahkan masuk.. (berfikir bahwa Nobita
adalah kekasih Si Suka). Namamu
siapa boy?”
Nobita : “Nobita nek”
Nenek : “Ada kepentingan apa kau datang kesini?”
Nobita : “Saya ingin mengembalikan tas yang tertukar”
Nenek : “Anak sekarang kalau ingin menemui pacarnya mesti pakek alasan yang aneh,aneh.
Alasan tas tertukarlha, apalha, untung bukan cucu tertukar.”
Nobita : “Bukan itu maksud saya nek,”
Nenek : “Jangan begitu. Tidak usah mencari alasan untuk bertemu dia. Kau
merindukannya bukan?”
Nobita : “Tidak nek, tapi saya...”
Nenek : “Sudah-sudah. Jangan banyak alasan. Saya merestui hubungan kalian
kog. SiSuka...
(memanggil) Cepat kemari”
Si
Suka : “(menghampiri nenek) Ada apa nek? Siapa dia?
(menunjuk arah Nobita)”
Nenek : “Kog pura-pura gak kenal gitu sih? Diakan kekasih yang lagi
merindukannmu?”
Si
Suka : “What? Dia bukan kekasihku nek. Tampangnya aja
jelek kayak gitu, mirip madun”
Nobita : “Heh, hati-hati kamu bilang yahh. Gini-gini keren taug (ngangkat
kerah)”
Nenek : “Sudah-sudah jangan acting disini. Kalian puasin aja berduaan
disini. Nenek mau ngundang Park
Seung Jo, Lio ji Hung dan Nita Hiung Ji dulu. Temenmu dulu itu lho, (meninggalkan mereka)”
Si
Suka : “Kamu kan orang yang tidak tau terima kasih
itu? Sudah dibalikin paspornya malah
cuek. Songong lhu..”
Nobita : “Ah sudahlah, ini tasmu. Cepat kembalikan tasku.”
Si
Suka : “Huu dasar. Tunggu sini ! aku ambil tasmu dulu
(masuk ke dalam)”
Park Seung Jo, Lio Ji Hung dan Nita Hiung Ji
yang di undang oleh nenek, Kan He Yein akhirnya tiba juga di rumah Si Suka.
Pintu yang terlihat terbuka begitu saja akhirnya memaksakan mereka untuk
langsung masuk.
Ji
Hung : “Siapa kamu? Kog ada disini?
”
Hiung
Ji : “Ngapain kamu disini? Kamu cowognya Si Suka ya?”
Nobita : “(kaget) Hah? Payah, begini nih kalo resikonya jadi orang ganteng.
Pada diomongin terus. Begini
yah, aku kesini ingin mengembalikan tas yang tertukar dengannya”
Park : “Namamu siapa? Kamu kan yang gak tau untung
itu..”
Nobita : “Aku nobita. Gara-gara itu juga tasku tertukar. Makanya aku ingin mengembalikannya”
Park : “Mengembalikan padanya? Maksud kamu ceweg yang
pada saat itu kehilangan paspornya
juga??”
Nobita : “Yupzz”
Park : “Jadi itu adalah Si Suka yang aku kenal dulu
toh”
Hiung
Ji : “Yaelha. Tmen sendiri kog sampek gak dikenalin
gitu sih Park”
Ji
Hung : “Iyach nichh.. payah kamu. Apa mungkin Si Suka
tambah cantik sampai-sampai kamu gak
mengenalinya?”
Park : “Sudah-sudah, jangan ngomongin itu lagi. Aku
ke kamar mandi dulu yah. Sudah kebelet nih
dari tadi”
Ji
Hung : “Ngomong-ngomong Si Suka mana ya...”
Hiung
Ji : “Si Suka... kami sudah datang (Si Suka datang
membawa tas)”
Si
Suka : “Heii kalian sudah datang? Aku kangen banget
ama kalian?”
Hiung
Ji : “Sama.... miss u too.. mana oleh-olehnya buat
aku?”
Nobita : “Heh, sini tasku !”
Si
Suka : “Ini (memberi tas) Tujuanmu sudah usai.
Silahkan pergi !”
Ji
Hung : “Hush Si Suka, gak bole gitu ah ama cowok
sendiri”
Nobita : “Urusanku belum selesai sampai disini. Kamu jelaskan pada semuanya,
terutama pada nenekmu
itu! Kalau pengen cucunya mendapatkan cowok sekeren aku, suruh cucunya usaha sendiri ! jangan
maksa aku !”
Hiung
Ji : “Dasar kamu ! sok kecakepan. Padahal tampangnya
pas-pasan gitu.”
Ji
Hung : “Matamu juling kalii yeahh kog ampeg gak ngelirik
Si Suka sama sekali?”
Nobita : “Hadde.. percuma juga aku lama-lama disini ! aku pulang.
Assalamualaikum”
Si
Suka : “Iyahh... lebih baik kamu pergi darisini.
Hush..hush..”
Hiung
Ji : “Hadde... amit-amit kamu Si Suka kalo sampai
suka ke siapa itu tadi...”
Ji
Hung : “Nobita.”
Hiung
Ji : “Nah, itu maksudku tadi.”
Ji
Hung : “Dia sebenarnya cowog kamu bukan sih?”
Si
Suka : “Ya nggaklha. Nenek tuh yang ngira kalo dia
cowok aku”
Hiung
Ji : “Hah? Kog bisa?”
Si
Suka : “Mana ku tahu”
Park yang usai dari kamar mandi menghampiri Si
Suka yang sedang ngobrol dengan Hiung Ji dan Ji Hung
Park : “Hai Si Suka”
Si
Suka : “Loh... kamu kan..”
Park : “Iyah, aku yang telah mengembalikan paspor
kamu itu. Kamu sih buru-buru makanya kamu
tak tau namaku.”
Si
Suka : “hehe, maafkan
aku. Soalnya tasku aku tinggalin disana. Aku takut ada yang mencuri, eh
ngg taunya malah ketukar ama si cowok yang sok kecakepan itu. Nyessellin
banget deh tuh cowok”
Park : “Tanggapin dengan santai aja. Kagak usah
terlalu serius. Entar kamu jadi suka..”
Hiung
Ji : “Ciiee ada yang cemburu tuhh”
Si
Suka : “Siapa?”
Ji
Hung : “Park Seung Jo lha. Dia kan gak mau kalo kamu
terlalu benci ke Nobita. Dia khawatir kamu
ntar jatuh cinta beneran ke Nobita”
Si
Suka : “Yaa nggaklha, kita kan best friend. Always
bestfriend. Iya kan Park?
Park : “hehe iya Si Suka (nada lemas)”
Keesokan harinya, nenek yang masih menganggap
Nobita adalah pacar Si Suka menyusun rencana bersama Ji Hung dan Hiung Ji untuk
menyatukan mereka Nobita dan Si Suka
Nenek : “Menurut kalian cocok nggak mereka berdua?”
Ji
Hung : “Mereka siapa?”
Nenek : “Iichh. Kamu gimana sih? Itu lho Nobita ama Si Suka? Mereka pantas
nggak?”
Hiung
Ji : “Nenek, mereka itu tidak pacaran”
Nenek : “Hush.. awas kamu kalo
ampeg di dengar oleh Si Suka. Bisa-bisa dia marah ke kalian karena
kalian gak menganggap Nobita sebagai pacarnya”
Ji
Hung : “Nenek apa-apaan
sih. Mereka lho gak pacaran”
Hiung
Ji : “Iya betul Ji Hung nek. Mereka nggak pacaran.
Si Suka sendiri yang bilang ke aku nek,”
Nenek : “hahahaha kasian kalian yah, pada di bohongin semua.. mereka itu
pacaran taug. Nah tujuan nenek mengumpulkan
kalian disini untuk membicarakan rencana agar mereka gak malu-malu nunjukin kemesraan
mereka seperti sekarang !”
Ji
Hung : “Hmmm iiyyyalha, terserah nenek saja”
Hiung
Ji : “Kalo itu benar ternyata Si Suka telah
membohongi kita, aku siap kog nek bantu nenek.. “
Nenek : “Rencanamu apa?”
Hiung
Ji : “Gimana kalo nenek pura-pura sakit aja?”
Nenek : “Terus?”
Hiung
Ji : “Terus nenek minta
1 permintaan kepada mereka. Permintaan buat Nobita mau menikahi
Si Suka..”
Nenek : “hmmm ide bagus tuh. Selanjutnya?”
Ji
Hung : “Nenek kan kaya, nenek pura-pura aja kalo
Harta warisan nenek ini bakal diberikan pada Nobita
calon suaminya itu. Dengan begitu, mau tidak mau Si Suka harus menikahi Nobita agar harta nenek tidak dinikmati oleh
Nobita sendirian. Gimana nek?”
Nenek : “Siipp. Nenek gak salah minta bantuan ke kalian. Kalau begitu besok
kalian undang Nobita yaeh??”
Hiung
Ji : “Siipp nek. Tapi kita bakal dapat harta itu
juga kan? Hmmm”
Ji
Hung : “Hushhh.. ini pura-pura ndul”
Nenek : “Kalian ini ! mendoakan
supaya nenek mati yea?”
Ji
Hung dan Hiung Ji : “hehe maafkan
kami nek. Kami cuma bercanda”
Tiba saatnya rencana itu diluncurkan. Hiung Ji
dan Ji Hung pun mengundang Nobita untuk datang ke rumah Si Suka
Nobita : “Ngapain kalian datang kesini? Aku sudah tidak ada urusan dengan
kalian..”
Hiung
Ji : “Sebentar dulu, ini bukan permintaan Si Suka
tapi ini permintaan neneknya. Neneknya si
suka sekarang lagi terbaring lemah di kamarnya. Beliau meminta kami untuk membawamu ke hadapannya karena ada sesuatu
penting yang harus dibicarakan sebelum beliau pergi
untuk selamanya”
Nobita : “Ahh aku gak peduli”
Ji
Hung : “Fikirlah terlebih dahulu, apakah kamu tega
melihat nenek pergi begitu saja tanpa ada permintaan yang ingin beliau
kabulkan?”
Nobita : “Tapi kenapa harus aku?
Aku kan bukan siapa-siapa dia?”
Hiung
Ji : “Tapi nenek menganggap kamu cowoknya Si Suka”
Nobita : “Hadde... rempong deh ahh. Yowiz yukk, kita berangkat. Ini demi
nenek itu”
Akhirnya mereka pergi menuju rumah Si Suka.
Setibanya disana mereka langsung menuju kamar nenek. Disana sudah ada Park
Seung Jo dan Si Suka yang sedang menemani nenek
Si
Suka : “Heh, ngapain kamu kesini lagi? Tasmu dah aku
kembalikan ndul”
Park : “Iyahh.. kamu ngapain disini? Si Suka gak mau
lihat kamu disini. Pergi sana !”
Nenek : “Si Suka, Park Seung Jo, nenek yang mengundang dia untuk datang
kesini !”
Nobita : “Tuhh.. dengerin apa kata nenek. Jangan asal nyrocos kayak bebek
yang gak diberi makan !”
Park
: “Heh ! jaga
omonganmu yak ! hati-hati kamu kalo ingin bicara”
Nenek : “Sudah-sudah jangan pada
ribut. Nenek sengaja mengumpulkan kalian disini karena ada
sesuatu penting yang ingin nenek sampaikan sebelum nenek pergi selamanya...”
Si
Suka : “Nenek jangan ngomong seperti itu. Aku masih
ingin menja-manja ama nenek”
Nobita : “Dasar anak manja ! to the poin aj deh nek. Apa maksud nenek nyuruh
aku datang ke sini?”
Nenek : “Si Suka, Nobita itu kan calon suamimu jadi nenek ingin melimpahkan
semua harta warisan nenek
kepadanya”
Si
Suka : “Loh,loh kgak bisa gitu dong nek, aku kan cucu
asli nenek, sementaraa dia apa? Status gak
jelas.”
Nenek : “Kalo kamu ingin menikmati hasil harta nenek, kamu harus
menikahinya.”
Nobita : “Kalo aku sih mau,mau aja nek. Siapa sih yang nolak diberi harta
warisan sebesar ini. Apalagi syaratnya gampang
kayak gitu.”
Si
Suka : “Heh ! apa maksud lho ngomong gtu. Inget yea,
sampai kapanpun aku kgag sudi menjadi istri
lhu !”
Park : “Jadi istriku aja !”
Si
Suka : “Hadde, cappek dehh..”
Nenek : “Kalo kamu gak mau, berarti nenek harus rela kalo harta ini nenek
limpahkan pada Nobita”
Hiung
Ji : “Si Suka, kamu gak rela dong kalo harta nenek
kesayanganmu itu jatuh pada orang yang kamu
benci?”
Ji
Hung : “Mau tidak mau kamu harus menyetujuinya Si
Suka. Kamu gak bole membiarkan si Nobita
menikmatinya sendirian. Aku juga mau Si Suka”
Si
Suka : “Arrggg... iya nek, Si suka sanggup. Si suka
setuju”
Nobita : “Heh kenapa iya sih?”
Si
Suka : “Terserah aku donk. Aku gak mau kalo kamu
menikmati harta nenekku sendirian”
Nobita : “Haddee.. bilang aja kalo kamu ingin nikah dengan aku kan? Iya
kan?? Hahaha”
Si
Suka : “Taug ahh...”
Nenek : “Kalian harus janji kalo
kalian bakal menjadi suami istri??”
Si
Suka : “Gak jadi nek !”
Nobita : “Ce’illahh sok jual mahal
noh nek.. nie sebagai sogokan pertama aku memberimu mawar
yang cantik ini . will you marry me?”
Ji
Hung dan Hiung Ji : “Terima,
terima, terima, terima,”
Nenek : “Aiio cantikkk, terima yah? (kembali bugar)”
Si
Suka : “Loh, nenek kog gak jadi mati? Malah tambah
seger gitu. Jangan jangan nenek pura-pura
yeahhh? Hah?”
Nenek : “hehehe maaf cantik. Nenek hanya ingin melihat kalian bermesraan
dihadapan kami semua...”
Si
Suka : “Jadi kalian semua pada sudah tau ya??”
Ji
Hung dan Hiung Ji : “hehe iya.”
Park : “Kasian tuh Nobita nunduk terus. Terima donk
mawar dia? Atau jangan-jangan kamu mau kalo
aku yang ngasih mawar itu?”
Si
Suka : “ahh ngg usah,
aku milih Nobita aja (mengambil mawar Nobita sambil senyum- senyum)”
Akhirnya, Si Suka dan Nobita meminta nenek untuk
segera menunangkan mereka. Ternyata rencana nenek berhasil juga. Mereka
akhirnya melangsungkan pertunangan pada saat itu juga..
Berhasil, berhasil, horre, horre..
No comments:
Post a Comment
Mohon Berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Kritik dan Saran Sangat diperlukan untuk Memajukan Blog ini terimakasih :D