KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil
alamin saya panjatkan kepada Allah Swt yang senantiasa memberi rahmat
hidayahnya kepada kami sehingga kami dalam keadaan sehat wal’afiat hingga
sekarang ini.
Dalam
kesempatan ini kami bisa menyeleasaikan makalah dengan judul “Zikir, Sholat,
dan Doa”. insyaAllah kami selesaikan dengan baik walaupun jauh dari
kesempurnaan. Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen kami Ibu Mudmainnah yang
telah membimbing kami selama ini, dan juga kami ucapkan kepada teman yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Harapkan
kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Atas
perhatian kami ucapkan terima kasih.
Penulis
KELOMPOK 4
DAFTAR
ISI
1.
Kata Pengantar ............................................................................... 1
2.
Daftar Isi ................................................................................ 2
3.
Bab I : Pendahuluan ............................................................................. 3
4.
Bab II : Dzikir, Shalat, Doa .................................................................... 4
1.
Dzikir ........................................................................................ 4
2. Shalat ................................................................................ 5
A.
Urgensi Shalat ...................................................................... 5
B.
Makna Shalat Bagi Kehidupan .................................................... 5
C. Tanda-Tanda
Orang Shalat ........................................................ 6
3.
Doa Dan Ikhtiar ............................................................................... 8
A.
Konsep Doa Dan Ikhtiar .......................................................... 8
B.
Keterkabulan Dan Penghalang Dosa ......................................... 9
5.
Bab III : Penutup ................................................................................ 10
6.
Daftar Pustaka ..................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam merupakan
salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50% mayoritas masyarakatnya beragama
islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama yang intinya adalah
keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan
manusia untuk mengangungkan dan berhubungan dengannya, melahirkan berbagai
macam cara pengabdian pemujaan dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri merupakan
pondasi hidup manusia dalam ketentraman hidupnya. Dalam agama islam shalat
merupakan tiang agama. Karena jikalau seorang tidak mendirikan shalat itu
sendiri maka sama saja dia tidak mendirikan agamanya.
Manusia-manusia yang
menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang akan mendapatkan ketentraman hati
itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak boleh sampai mengabaikan
kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan jasmaniah dan duniawi. Manusia
perlu bekerja untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan
hidup, karena selain kita ibadah dan berdoa kita juga harus bekerja untuk
mencapai tujuan nya.
Dzikir dan do’a adalah
dua hal yang saling berhubugan. Dzikir sebagai sebutan dan ingat kepada Allah
merupakan pendahuluan do’a. Orang dapat berdo’a bila ia menyebut nama Allah dan
ingat kepada-Nya, yang merupakan tujuan kepada siapa ia memanjatkan do’a.
Dengan mulut dan hati yang berdzikir, diharapkan orang yang berdo’a tergerak
melakukan perbuatan yang sesuai dengan kehendak nama yang ia sebut dalam
dzikir.
Dzikir menempati sentral
amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena dzikir adalah keseluruhan getaran
hidup yang digerakkan oleh kalbu dalam totalitas ilahi. Totalitas inilah yang
mempengaruhi aktivitas hamba, gera-gerik hamba, kediaman hamba, kontemplasi
hamba, dan saat-saat hamba istirab dalam tidurnya. Dzikir yang memenuhi
ruang-ruang kalbu kita adalah dzikir yang tidak pernah dibatasi oleh raung dan
waktu. Jika waktu muncul akibat gerakan-gerakan empisi, maka dzikir yang hakiki
tidak pernah memiliki waktu, kecuali waktu ilahi itu sendiri.
BAB II
ZIKIR, SHOLAT, DAN DOA
1. DZIKIR
Kata “dzikr” menurut
bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertian syariat adalah
mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita
diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan
kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong
dan takabbur ( M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1 )
Allah berfirman “Hai
orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41). Berdzikir dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai
dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali
Imran : 191).
Ada beberapa bentuk dan
cara berdzikir diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara
bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita
bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini
pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT.
2. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu
dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah
yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah:
mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur’an dan
sebagainya.
3. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan
cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.
Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat
melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah
SWT. ( In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul
Wahyu A, 2006:155 )
2. Salat
Shalat menurut bahasa adalah doa. Menurut istilah (ahli
fiqih) berarti perbuatan (gerak) yang mulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam dan syarat-syarat tertentu
A.
Urgensi Salat
Urgensi Shalat adalah agar kita tahu
seberapa pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari kita, karena selain
mempunyai arti dalam ibadah sebagai tiang agama shalat juga mempunyai makna
lain dalam kehidupan. pada dasarnya meliputi dua aspek yaitu aspek rohani dan
aspek jasmani (Sayid Sabiq, 2010:45).
Apabila kita senantiasa mengingat
Allah SWT dengan cara mengerjakan shalat niscaya kita akan mendapatken
ketentraman hati dan pikiran kita agar selalu dapat berfikir bersih dan selalu
berada dijalannya yang benar. Hati manusia yang senantiasa selalu mengingat
Allah akan terjaga jiwanya dari sifat-siat keji dan terhindar dari segala
sesuatu yang menyimpang dari agama dan jalan Allah SWT dan dibutuhkan
kerohanian yang kuat dengan sering mendekatkan jiwa dan raga kepada Allah SWT.
Dengan kekuatan rohaniah itu bebagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi
dengan kesabaran, ketenangan, kerelaan hati yang tentram. Karena itu amat besar
artinya kita selalu mohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan Salat juga
berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Karena itu, mengerjakan
shalat dengan khusyu’ dan benar mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan
moral, yang membuat seseorang akan merasa malu melanggar ketentuan-ketentuan
Allah sehingga akan terdorong untuk berbuat yang selalu mendatangkan keridhaan
Allah.
B.
Makna
Shalat Bagi Kehidupan
Dalam agama islam ada sebuah kitab yang
didalamnya itu sendiri merupakan wahyu-wahyu (ucapan/perkataan) Allah SWT yang
diturunkan melalui para Nabi dan Rosulnya. Pelaksanaannya dijelaskan dalam
sabda rosul, baik berupa gerak-gerik dan perbuatan beliau semasa hidup.
Sebagaimana semua ibadah dalam islam, di
samping mempunyai segi kerohanian untuk menjaga hubungan dampak kejiwaan
pribadi dengan Allah, ibadah shalat juga mempunyai dampak kejiwaan, sosial, dan
lain sebagainya dalam kehidupan bermasyarakat.
Agama adalah hal pokok dalam kehidupan
manusia apalagi bermasyarakat. Shalat dapat dilakukan secara individual, tetapi
lebih baik apabila dilakukan secara berjamaah dan terutama di masjid. Masjid
adalah tempat ibadah nya orang islam. Masjid tempat penting yang digunakan
sebagai tempat ibadah dan di sebut juga rumah Allah. Hal ini tentu saja karena
manfaatnya terhadap masyarakat. Hikmah yang utama itu menunjukkan keutuhan
masyarakat islam dalam bahu membahu menyembah Allah. Dengan shalat lima waktu
sehari semalam secara berjamaah, msing-masing jamaah dapat saling mengenal dan
saling membahu, seperti apabila di antara jamaah ada yang menderita sakit atau
tertimpa musibah, semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi
bantuan baik moril maupun materiil yang bertujuan untuk meringankan penderitaan
orang yang tertimpa musibah tersebut.
Suara azan yang dikumandangkan sebelum
melakukan shalat itu sebagai
pemberitahuan telah masuknya waktu shalat. Hal itu mengandung hikmah bahwa
masyarakat diingatkan dalam lima waktu sehari semalam akan kebesaran Allah,
agar segera berhubungan dengan Allah melalui shalat. Masyarakat diminta sejenak
untuk meninggalkan pekerjaan yang sedang
dilakukan untuk mengingat Allah.
C.
Tanda – Tanda
Orang Shalat
Dalam hadits Qudsi disebutkan mengenai
orang-orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt,
"Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya
akan menerima shalat dari orang yg dengan sholatnya itu dia merendahkan diri di
hadapan-Ku.
Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yg
lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin
dan orang-orang yang menderita.
Aku akan tutup shalat orang itu dengan
kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa
kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang
lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga."
Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan
bahwa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya oleh Allah Swt., adalah:
PERTAMA:
Dia datang untuk melaksanakan shalat
dengan merendahkan diri kepada-Nya. Dalam Al-Quran, keadaan seperti itu disebut
dengan khusyu'. Dan shalat yang khusyu' adalah salah satu tanda orang yang
mukmin. Yang disebut dengan shalat yang khusyu' itu bukan yang tidak ingat apa
pun. Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pingsan.
Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib,
apabila hendak melakukan sholat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi.
Sehingga ketika ada orang yg bertanya kepadanya, "Mengapa Anda ya Amirul
Mukiminin?" Ali menjawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku
akan menghadapi waktu amanah." Kemudian, Ali membacakan sebuah ayat
Al-Quran:
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan
amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."
(QS 33: 72)
Kemudian Ali melanjutkan ucapannya,
"Shalat adalah suatu amanat Allah yang pernah ditawarkan kepada langit,
bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya dan hanya manusia
yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepadaNya."
KEDUA:
Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang
lain. Jadi, tanda orang yang diterima shalatnya ialah tidak takabur. Takabur,
menurut Imam Al-Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar
daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia
bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau
kecantikannya.
Kalau Anda merasa besar karena memiliki
hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan shalat
Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda:
"Takkan masuk surga seseorang yang
dalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja."
Biasanya masyarakat akan menjadi rusak
kalau di tengah-tengah masyarakat itu ada orang yang takabur. Kemudian takabur
itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yg istimewa. Dan anehnya, seringkali
sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis kegiatan
keagamaan. Mereka biasanya takabur dengan ilmunya dan menganggap dirinya paling
benar.
KETIGA:
Tanda orang yang diterima shalatnya
ialah orang yang tidak mengulangi maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi bersabda,
"Barangsiapa yang shalatnya tidak rnencegahnya dari kejelekan dan
kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt."
Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda:
"Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang
yang membawa shalatnya di hadapan Allah Swt. Kemudian shalatnya diterima dan
dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu
sholat itu dibantingkan ke wajahnya."
Allah tidak menerima shalat itu karena
shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan
maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya
shalat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45).
KEEMPAT:
Orang yg diterima shalatnya ialah orang
yang menyayangi orang-orang miskin. Kalau diterjemahkan dengan kalimat modern,
hal ini berarti orang yg mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya
melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan
sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan
orang lain.
Kalau dalam shalat Anda, Anda sudah
merasakan kebesaran Allah dan tidak takabur; dan kalau Anda sudah tidak
mengulangi perbuatan maksiat sesudah shalat; dan kalau Anda sudah mempunyai
perhatian yang besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan
melindungi Anda dengan jubah kebesaran-Nya.
Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan
dengan kemuliaan-Nya, dan membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping
itu, Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjaga Anda; dan para malaikat
itu akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran,
"Kamilah pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang
kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh
Allah kepadamu" (QS 41: 31)
3. Doa dan Ikhtiar
A.
Konsep Doa dan Ikhtiar
Ikhtiar
berasal dari bahasa Arab (إخْتِيَارٌ) yang
berarti mencari hasil yang lebih baik. Adapun secara istilah pengertian
ikhtiar, yaitu usaha yang dilakukan dengan segala daya upaya dan kemampuan
untuk mencapai hasil terbaik ( Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, 2008:36 ).
Setiap
manusia memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendapat kesuksesan, tak ada
seorang pun yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah menganugerahkan
kehendak kepada manusia. Jika kehendak tersebut mampu dikelola dengan baik,
manusia akan menemukan kesuksesannya.
Kehendak dan keinginan tidak akan pernah
tercapai tanpa ada usaha untuk meraihnya. Allah Swt telah memberikan kepada
manusia potensi berikhtiar atau berusaha dalam meraih keinginannya.
Seorang siswa yang ingin meraih nilai
yang terbaik tentu harus berikhtiar. Bentuk ikhtiarnya adalah dengan tekun
belajar dan sungguh-sungguh. Nilai yang baik tidak akan tercapai tanpa belajar
yang sungguh-sungguh. Sekali lagi, tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja
keras (ikhtiar). Allah Swt berfirman:
لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ العَامِلُوْنَ
“Untuk
kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang yang berusaha” (Ash-Shaffat
[37]: 61)
Tetapi hal yang mesti diingat, tidak
boleh kegigihan ikhtiar memperlemah keyakinan kepada Allah Swt.dan tidak boleh
keyakinan melemahkan ikhtiar. Hasil ikhtiar harus senantiasa dikembalikan
kepada kehendak Allah Swt, karena Dialah yang Maha Kuasa. Allah Swt berfirman:
وَلاَ تَقُوْلَنَّ لِشَيْءٍ إِنّيِ فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ اللهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسىَ أَنْ يَهْدِيْنَ رَبّيِ لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
“Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan itu besok”, kecuali (dengan menyebut): “Insya-Allah”.
Sedangkan
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT
seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman.
Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar
olehNya ( M. Afif Anshori 2003:40)
Waktu-waktu
yang tepat untuk berdoa ialah ketika membaca AlQuran, setelah Solat wajib, pada
saat tengah malam setelah sholat tahajud, saat melaksanakan ibadah haji, Saat
berpuasa wajib dan sunah.
B. Keterkabulan dan Penghalang Doa
Hal
yang menyebabkan doa tidak terkabulkan yaitu : karena kalian telah mengenal
Allah SWT sebagai tuhan kalian, tapi kalian tidak menaati aturan-Nya, kalian
telah memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan mengikuti
jalan hidupnya, kalian tahu bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, tapi kalian
tidak mengamalkan petunjuknya, kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau
mengejarnya, kalian takut kepada neraka, tapi kalian selalu berbuat maksiat,
dan kalian mengabaikan aib mereka sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib
orang (Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy 2008:80).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Zikir,
Sholat, dan Doa merupakan satu elemen penting dalam ibadah kita kepada allah.
Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat, maka yang terjadi adalah kita
akan mendapatkan dosa. Jika tidak menjalankan pastinya kita juga tidak
melaksanakan dzikir dan berdoa, karena ketiganya sangat erat berhubungan.
Oleh
karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjalankan sholat karena itu merupakan
kewajiban kita, dan juga bermunajat kepada allah agar kita selalu mendekatkan
diri kepada allah
DAFTAR
PUSTAKA
1. M.
Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa, (Jakarta: Pinbuk
Press, 2004).
2. In’ammuzahiddin
Masyhudi, Nurul Wahyu A, Berdzikir dan Sehat ala Ustad Haryono, (Semarang: Syifa Press, 2006).
3. Sayid
Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Mahyuddin Syaf II Cetakan ke III 2010
penerbit PT. Al Maarif Bandung
4. Teungku
Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet ke-llX, 2008).
5. M.
Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Manusia Modern,
(YogyakartaL Pustaka Pelajar, 2003).
6. http://kedokteranunisba09.blogspot.com/2009/11/qada-dan-qadar-hari-akhir-ikhtiar-doa.html
No comments:
Post a Comment
Mohon Berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Kritik dan Saran Sangat diperlukan untuk Memajukan Blog ini terimakasih :D