KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas
kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pada mata kuliah
pengantar agama islam.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan,
namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan
ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan
seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman
dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini
bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Bangkalan,
September 2014
Tim
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-Qur’an
adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya diperkuat oleh kemajuan ilmu
pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan
manusia dari suasana yang gelap menuju yang teran, serta membimbing
mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Al-Qur’an itu kepada
para sahabatnya orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya
berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam
memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah s.a.w.
Terkait
dengan mukjizat yang relevansinya menunjukkan kehebatan mukjizatal-Qur’an.
Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat di mana
salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab. Merupakan
tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah SWT.
Kesadaran akan historisitas dan kontekstualitas pemahaman manusia pada
gilirannya akan bersinggungan dengan ranah Al-Qur’an dan pemaknaannya.
Sebenarnya secara umum disepakati oleh umat Islam bahwa Al-Qur’an adalah
sakral, karena ia adalah Kalamullah yang diturunkan melalui Rasulullah. Namun
ketika melihat fakta bahwa al-Qur’an memakai bahasa Arab, berbagai informasi
yang disajikan di dalamnya banyak yang memakai logika budaya Arab,
kemudian berbagai istilah yang dipakai di dalamnya juga menggunakan
terminologi yang akrab di kalangan orang Arab saat itu, maka muncullah berbagai
kajian dan pembahasan tentang status original al-Qur’an, sejauh
manakah al-Qur’an itu berdimensi ilahiah dan sejauh mana ia
berdimensi manusiawi.
Telah
banyak kajian bahkan perdebatan terhadap persoalan ini, bukan hanya para
orientalis Barat yang ‘berpihak’ yang menyatakan bahwa al-Qur’an itu
tidak memiliki sisi ilahiah sama sekali, karena
ia ciptaan Muhammad. Tetapi juga dari kalangan Islamolog kontemporer
yang berasal dari kalangan umat Islam sendiri. Salah seorang Islamolog
kontemporer yang sangat dikenal dengan isu kontroversial bahwa Al-Qur’an
adalah produk budaya adalah tokoh intelektual dari Mesir, Nasr Hamid Abu Zayd.
Dia adalah professor bahasa Arab dan Studi al-Qur’an di Universitas
Kairo Mesir. Selain itu ia juga menjadi dosen tamu diUniversitas Leiden,
Belanda, mulai tahun 1995 sampai sekarang. Proyek utama Nashr Hamid Abu Zayd
sebenarnya adalah proyek pendobrakan manipulasi pemahaman teks yang
banyak terjadi dalam peradaban Islam. Proyek besar ini tampak antara lain
dalam tulisannya yang berjudul Mafhum al-Nash. Menurutnya, peradaban
Islam dapat dikatakan sebagai peradaban teks karena dengan berporos pada teks
(al-Qur’an)-lah dinamika peradaban Islam bergulir.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pesona kemukjizatan Al-Qur’an ?
2. Bagaimana fungsi dan tujuan Al-Qur’an ?
3. Bagaimana
pokok Kandungan Al-’Qur’an ?
4. Bagaimana
mengakrabi Al-Qur’an ?
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini secara umum bertujuan untuk :
1.
Menggali kandungan Al-Quran untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
2.
Supaya kita tau fungsi dan kedudukan Al-Qur’an itu.
3.
Serta dapat mengetahui seberapa pentingnya mempelajari Al-qur’an.
BAB
II
PEMABAHASAN
1.
Pesona
kemukzijatan Al-Quran
Menurut bahasa, arti mukjizat
ialah, sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia membuatnya karena hal
itu di luar kesanggupannya.
Definisi mukjizat menurut kitab Itmamud-Dirayah
menyebutkan, bahwa mukjizat ialah suatu keadaan luar biasa yang timbul dari
para Rasul,untuk menguatkan kedatangan mereka dan pengakuan mereka sebagai
Rasul.
Pertama,
telah sempurnanya isi yang dikandung oleh Al-Quran , karena Al-Quran juga
membawakan pokok-pokok ajaran kitab-kitab suci lama, yaitu Taurot, Zabur, dan
Injil. Dan kesempurnaan Al-Quran ini telah dinyatakan sendiri oleh Allah.
Kedua, Al-Quran
dengan isi yang sempurna itu bersifat
universal dan cocok untuk tiap ruang dan waktu, karena hukum-hukum dalam
Al-Quran dibawakan dalam garis-garis
2.
Fungsi dan tujuan Al-qur’an
Sumber ajaran tiap agama ialah kitab suci. Begitu
pula dengan agama Islam, Al_Qur’an adalah sumber ajaran islam. Sumber norma dan
hukum islam yang pertama dan utama.
A. Al-Quran
sebagai sumber ajaran islam
■ Al-Quran
adalah pembeda atau pemisah antara yang haq dan yang bathil atau anatara yang
benar atau yang salah atau antara yang baik dan yang buruk. Fungsi ini sesuai
dengan nama lain dari Al-Quran yaiti Al-Furqan yang artinya : pembeda antara
yang haq dan yang bathil.
■ Keterangan
yang bagi manusia, dan pengajaran bagi orang-orang bertakwa.
B. Al-Quran
sebagai petunjuk
■ Al-Quran
merupakan petunjuk bagi orang bertqwa, bahkan petunjuk bagi manusia secara kseluruhan,
yakni petunjuk jalan lurus, petunjuk kebenaran yang mengeluarkan dari kegelapan
kepada cahaya yang terang.
■ Hidup manusia
di muka bumi bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Setiap orang memiliki
penilaian tentang kebahagiaan yang hendak dicapainya. Namun Al-Quran memberikan
petunjuk kearah pencapaian kebahagiaan yanag hakiki, yaitu kebahagiaan dunia
dan akhirat.
C. Al-Quran
sebagai Peringatan
■ Al-Quran
sebagai peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. Fungsi ini ssesuai dengan nama lain yang dipakai oleh
Al-Quran, yaitu Adz-Dzikir.
“Dan
sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar menjadi peringatn bagi orang-orang yang bertakwa” (Al-Haqaqah-48)
■ Dengan adanya
Al_quranlah Allah memperingatkan manusia tentang : (1) Janjinya bahwa ia hanya
akan bertuhan kepada Allah yang Maha Esa. (2) Tugas hidupnya didunia yakni
menghamba dan beribadah hanya kepada Allah. (3) Fungsinya sebagai khilifah
dalam kehidupannya di muka bumi. (4) Tujuan hidupnya yang harus selalu
terhayati dalam pikiran kesadarannya. (5) nasibnya diakhirat setelah mati,
mungkin mendapat nikmat di surge atau mendapat kesengsaraan di neraka.
2.
Pokok
kandungan Al-Quran
Isi
Kandungan Alquran : Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum, Sejarah & Dorongan Untuk
Berfikir – Garis Besar / Inti Sari Al-Quran.
Di
dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis
besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta
pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana
berikut ini :
1.
Aqidah / Akidah
Aqidah
adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada
kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah
tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir
rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut
sebagai orang-orang kafir.
2.
Ibadah
Ibadah
adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian “fuqaha”
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam
yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua
kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci
ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3.
Akhlaq / Akhlak
Akhlak
adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki
akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi
laranganNya.
4.
Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.
a.)
Jinayat ialah segala macam dan jenis
peraturan yang berhubungan dengan tindak criminal (kriminalitas) dalam kehidupan
keseharian manusia seperti mencuri, memfitnah, berzina, membunuh ,dll.
b.)
Mu’amalat ialah hukum yang berisi
beraturan perdata dalam masyarakat yakni jual beli, pinjam-meminjam, ijaroh,
dll.
c.)
Munakahat ialah peraturan yang mengatur
masalah pernikahan seperti mas kawin, perceraian, rujuk, dll.
d.)
Faraidh ialah peraturan Undang-Undang
yang mengatur pembagian harta pusaka.
e.)
Jihad oalah segala bentuk aturan yang
mengatur mengenai permasalahn perang, misalnya harta rampasa perang, tawanan
perang, dll.
5.
Peringatan / Tadzkir
Tadzkir
atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id. Tadzkir juga bisa berupa
kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa
nikmat surga jannah atau waa’ad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya
gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6.
Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah
atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan
kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan
akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7.
Dorongan Untuk Berpikir
Di
dalam al-qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan
pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya,
terutama mengenai alam semesta.
4.Mengakrapi
Al-Quran
A. Memantapkan keimanan
Beberapa
hal yang harus diperhatikan untuk selalu menjaga dan memantapkan keimanan kita
sebagai berikut:
- Selalu sadar kematian selalu mengintai dan harus
menyiapkan bekal untuk kehidupan abadi dimna surge dan neraka menanti.
- Menghayati segala keagungan Allah dengan membaca
ayat-ayat sucinya
- Mengahadiri majelis-majelis ilmu dan dzikir yang
mengajak untuk sealau menigngat allah dan menyadarkan kita atas segala
kehilafan dan kekurangan amal kita.
-Selalu berdzikir dan ingat kepada Allah dimanapun
dan dimanapun, selalu berdo’a dan menyadari bahwa kita membutuhkan Allah dalam
menggapai kebahagiaan hidup baik didunia maupun diakhirat.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ
وَإِنَّا لَهُ لَحَا فِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)
Keyakinan dan tidak adanya keraguan adalah adab
pertama bagi setiap Muslim kepada Al-Qur’an.
B. Mempelajari
Al-Quran
Allah berfirman,
ذَالِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS. Al-Baqoroh: 2)
Seseorang tidak akan mungkin mau melaksanakan atau
menjadikan sesuatu sebagai pedoman sebelum yakin akan kebenaran dan tidak ada
keraguan di dalamnya. Setiap Muslim harus yakin dan percaya bahwa Al-Qur’an
adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara
malaikat Jibril. Setiap Muslim harus yakin bahwa tidak ada keraguan sedikitpun
di dalam Al-Qur’an, karena Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur’an dan Allah
sendirilah yang akan menjaganya.
C.
Mengamalkan Al_Quran
Setelah meyakini
bahwasanya tidak ada keraguan di dalam Al-Qur’an, kemudian mampu membacanya
kemudian mempelajari apa yang ada di dalamnya, maka adab selanjutnya adalah
mengamalkan apa yang telah kita pelajari.
Pengamalan ilmu adalah sebuah apresiasi yang harus
dilakukan seseorang yang telah berilmu. Tidak berguna jika ada orang yang telah
mempelajari Al-Qur’an tetapi tidak pernah mengamalkannya.
Allah berfirman:
C.
وَلَوْ أَنَّهُمْ
فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
“Dan
sesungguhnya kalau mereka mengamalkan pelajaran yang diberikan kepada
mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan
(iman mereka).” (QS. An-Nisaa: 66)
D. Mendakwahkan Al-Quran
Adab yang terakhir adalah mengajarkan dan
mendakwahkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Inilah tugas utama setiap Muslim
untuk mendakwahkan syariat Islam. Mengajarkan Al-Qur’anul Karim serta menjelaskan
(maknanya) kepada manusia adalah termasuk di antara amalan-amalan yang paling
utama. Juga, sebaik-baik cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Yang mana, orang yang mengajarkan dan mempelajarinya akan mendapatkan
kebaikan Dunia dan Akhirat.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ
دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:”Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat: 33)
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Husni, Ziadah Faidh Allah, Fat far – Rahman,
Indonesia, Maktabah Dahlan
Al-Ikhsan ( 1990), Pribadi Muslim, Drs. Moh Amin
Al-Ikhsan, ( 1 sept 1991 ), Sikap hidup Muslim,
Surabay, Drs. Moh Amin
Abdul Djalan H.A, 2000, Ulumnul Quran , Surabaya,
Dunia Ilmu
A.. Mas’ud Sjafe’I, 1991, Pelajaran Tajwid, Jakarta,
Usaha Keluarga
No comments:
Post a Comment
Mohon Berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Kritik dan Saran Sangat diperlukan untuk Memajukan Blog ini terimakasih :D