LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI BIOTEKNOLOGI
TERHADAP ONCOM
Oleh:
Kelas
XII IPA 1
Kelompok
2
Imami
Diyah Puspita (17)
Dwi Kurniawati (07)
Komaruddin (20)
Raedy N.I.K.P (27)
Zainab
(38)
SMA
NEGERI 3 BANGKALAN
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai penelitian
yang kami lakukan, yaitu bioteknologi terhadap oncom.
Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga berguna
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Bangkalan, 8 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3
Tujuan................................................................................................................ 2
1.4
Manfaat.............................................................................................................. 2
1.5
Hipotesis............................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Landasan
Teori................................................................................................... 3
BAB III. METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian................................................................................................... 6
3.3 Bahan................................................................................................................. 6
3.4 Waktu dan
Tempat Penelitian............................................................................ 6
3.5 Langkah Kerja.................................................................................................... 7
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan........................................................................................................ 9
BAB V. PENUTUP
5.1 Simpulan.......................................................................................................... 12
5.2 Saran................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari dua kata,
yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk
memproduksi barang atau jasa. Dari perpaduanduakata tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan
bahwa bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup,dan analog molekuler untuk menghasilkan
produk dan jasa. Dengan definisi tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang
baru.
Nenek moyang kita telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk
berguna seperti tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata decoco.
Hampir semua antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim
yang dipakai untuk membuat sirup fruktosa hingga pencuci pakaian. Dalam bidang pertanian,
mikroba penambat nitrogen telah dimanfaatkan sejak abab ke 19. Mikroba pelarut
fosfat telah dimanfaatkan untuk pertanian di negara-negara EropaTimur sejak tahun 1950an.
Mikroba juga telah dimanfaatkan secara intensif untukmendekomposisi
limbah dan kotoran. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang
dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas
dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus
berevolusi.
Pada pembahasan kali ini kami akan membahas tentang bioteknologi
tradisional khususnya pengolahan sumber makanan yang bergizi tinggi yaitu
oncom.
1.2
Rumusan Masalah
·
Bagaimanakah cara membuat oncom?
·
Apa saja kandungan didalam oncom?
·
Apa sajakah ragi yang terdapat didalam
oncom?
·
Apa manfaat mengkonsumsi oncom?
1.3
Tujuan
·
Mengetahui cara pembuatan oncom
·
Mengetahui kandungan gizi yang terdapat
dalam oncom
·
Mengetahui jenis-jenis oncom
·
Mengetahui manfaat mengetahui oncom
1.4 Manfaat
Penelitian
·
Dapat mengetahui cara pembuatan oncom
·
Dapat mengetahui kandungan gizi yang
terdapat dalam oncom
·
Dapat mengetahui jenis-jenis oncom
·
Dapat mengetahui manfaat mengetahui
oncom
1.5 Hipotesis
·
Cara pembuatan oncom hampir sama dengan
cara pembuatan tempe tetapi yang membedakan hanya bahan dasar dan ragi yang
digunakan.
·
Manfaat dari oncom sangatlah banyak
karena mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Indonesia merupakan salah satu negara di
dunia yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat banyak sehingga
disebut “mega diversity”. Selain itu Indonesia juga memiliki keragaman budaya
dan makanan tradisional yang sampai saat sekarang masih tetap merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, bahkan telah dijadikan salah
satu objek penelitian ilmiah sebagai bentuk respon terhadap kemajuan
bioteknologi terutama untuk mengeksplorasi berbagai plasma nuftah asli
Indonesia khususnya dari segi mikrobiologi. Makanan-makanan tradisional yang
dijadikan objek penelitian umumnya makanan yang diproduksi melalui proses
fermentasi oleh mikroorganisme seperti khamir (ragi, yeast), kapang (molds) dan
bakteri.
Di dalam masyarakat Indonesia
keanekaragaman makanan produk fermentasi sangat banyak jenisnya seperti oncom,
tempe, tape ketan, tape, singkong, brem cair, cairan tape ketan (badheg),
peyeum, tauco, acar, tuak, dan lain sebagainya. Dari semua jenis produk
fermentasi tersebut, oncom dan tempe merupakan jenis produk fermentasi oleh
kapang yang sangat dikenal di Indonesia khususnya di daerah Jawa
Barat.
Oncom
merupakan produk makanan yang dihasilkan melalui fermentasi bungkil kacang
tanah oleh kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus.
Bungkil kacang tanah mengandung serat yang tinggi dan sulit dicerna, tetapi
melalui teknik fermentasi dapat diubah menjadi makanan yang berkualitas dan
mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan
protein
dan harganya yang relatif rendah (Winarno 1984).
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu
oncom merah dan oncom hitam. Perbedaan kedua jenis oncom tersebut terletak pada
jenis kapang serta jenis bahan baku yang digunakan. Oncom merah dihasilkan oleh
kapang Neurospora sitophila yang mempunyai strain jingga, merah,
merah muda, dan warna peach (Siswono 2002), dan biasanya menggunakan bahan baku
ampas tahu. Sedangkan oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopus
oligosporusdengan bahan baku bungkil kacang tanah atau kulit kacang kedelai
yang dicampur dengan onggok (ampas tepung tapioka). Perbedaan warna pada oncom
ditentukan oleh warna pigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam
proses fermentasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno (1984) bahwa warna
yang
terbentuk pada oncom adalah warna dari spora kapang
oncom.
Makanan produk fermentasi merupakan
makanan yang memiliki karakteristik bahan yang berbeda dengan bahan dasar
aslinya, proses perubahan karakteristik ini sebagai akibat aktivitas
mikroorganisme seperti kapang, khamir ataupun bakteri untuk jangka waktu
tertentu (Suliantri dan Rahayu 1990; Anke 1997). Lebih lanjut Steinkraus (1997)
mengemukakan bahwa makanan produk fermentasi menghasilkan enzim amilase,
protease, lipase untuk menghidrolisis polisakarida, protein dan lemak, aroma
dan tekstur yang menarik dan disukai oleh konsumen.
Makanan yang diolah melalui produk
fermentasi akan memberikan beberapa keuntungan antara lain lebih tahan lama,
menghilangkan bau yang tidak
diinginkan,
meningkatkan cita rasa, aroma, warna, tekstur dan kandungan gizi.
Selama proses fermentasi berlangsung,
bahan baku oncom mengalami perubahan sifat fisik dan kimia, seperti rasa,
aroma, warna, tekstur, kandungan zat gizi dan sifat organoleptiknya lebih
disukai dibandingkan sebelum difermentasikan.
Proses fermentasi dapat menghilangkan
zat anti nutrisi dan racun yang biasanya terdapat pada bahan mentah, misalnya
kedelai atau kacang-kacangan yang lainnya. Aspergilus flavus adalah salah satu
jenis kapang yang menghasilkan mikotoksin yang disebut aflatoksin. Kontaminasi
aflatoksin pada kacang tanah dalam bentuk polong segar, polong kering, biji
serta produk olahan sederhana seperti kacang rebus, bungkil dan oncom.
Kapang oncom merah (Neurospora sitophila) dapat mereduksi (mengurangi) kandungan
aflatoksin selama proses fermentasi bungkil kacang tanah sebesar 50% ,
sedangkan penggunaan kapang Rhizopus oligosporus dapat mengurangi
aflatoksin bungkil sebesar 60%, sedangkan oncom yang terbuat dari ampas tahu
tidak mengandung aflatoksin. Selain itu dengan adanya aktivitas mikroorganisme
selama proses fermentasi, maka sifat-sifat bahan mentah yang tidak disukai
seperti bau, rasa dan lain sebagainya dapat ditingkatkan nilainya.
Bila tempe merupakan bentuk pengolahan
pangan warisan kreasi budaya nenek moyang masyarakat Indonesia suku Jawa, maka
oncom merupakan bentuk pengolahan pangan warisan nenek moyang suku
Sunda. Oncom adalah makanan asli berasal dari Indonesia yang populer
terutama di daerah Jawa Barat. Makanan ini sangat populer untuk warga sekitar
Jawa Barat, namun keberadaan oncom sudah menyebar luas ke berbagai daerah,
termasuk ke Jakarta.
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu
merah dan hitam. Perbedaan kedua jenis oncom tersebut terletak pada jenis
kapang serta jenis bahan baku yang digunakan. Oncom merah dihasilkan oleh
kapang Neurospora sitophila yang mempunyai strain jingga, merah,
merah muda, dan warna peach. Oncom merah sering disebut juga oncom Bandung.
Sedangkan oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopus oligosporus. Jadi,
warna merah atau hitam pada oncom ditentukan oleh warna pigmen yang dihasilkan
oleh kapang yang digunakan dalam proses fermentasi.
Oncom merah umumnya dibuat dari ampas
tahu, yaitu kedelai yang telah diambil proteinnya dalam pembuatan tahu.
Sedangkan oncom hitam umumnya dibuat dari bungkil kacang tanah yang kadangkala
dicampur ampas (onggok) singkong atau tepung singkong, agar mempunyai tekstur
yang lebih baik dan lebih lunak.
Ampas tahu merupakan residu dari
pengolahan kedelai menjadi tahu. Bungkil kacang tanah adalah ampas yang berasal
dari kacang tanah yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis
atau proses ekstraksi.
Walaupun kedua bahan tersebut berupa
limbah, tetapi ditinjau dari segi gizi sesungguhnya kedua bahan tersebut
merupakan bahan yang padat gizi, sehingga sangat disayangkan kalau dibuang atau
dijadikan pakan ternak.
Bahan baku lainnya yang diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak, serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan harum.
Bahan baku lainnya yang diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang oncom dapat mengeluarkan enzim lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak, serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan harum.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
·
Eksperimen
3.2
Bahan
Alat:
·
Kacang tanah
·
Tepung tapioka 5%
·
Ragi (kapang tempe Rhizopus Oligosporus)
2%
3.3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Waktu : penelitian dilakukan selama 3
hari
Tanggal : minggu, 23 Februari 2014 sampai
rabu, 26 Februari 2014
Tempat : di rumah
3.4
Langkah Kerja
1.
Rendam kacang tanah dalam air bersih selama 24 jam.
2.
Tiriskan, proses selanjutnya adalah pemerasan bungkil.
3.
Campur bungkil dengan tepung tapioka. Kukus hingga matang selam 60 menit.
4.
ratakan adonan di atas tatakan dari bambu, dan taburi dengan
ragi setelah dingin.
5.
Inakubasi dilakukan setelah ditutup dengan daun pisang bersih dalam suhu ruang yang
hangat (25-30 oC) dan kelembaban tinggi, selama 2-3 hari.
Ket
:
Agar oncom lebih menarik maka oncom harus dikemas
secara baik dalamkemasan plastik atau daun pisang dengan daya tahan 2-3 hari
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Oncom adalah makanan tradisional Indonesia yang
berasal dari daerah JawaBarat. Oncom merupakan sumber gizi yang potensial untuk
masyarakat, karenadengan adanya proses fermentasi, maka struktur kimia
bahan-bahan yang tadinyabersifat kompleks, akan terurai menjadi senyawa-senyawa
yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh
Saat ini dikenal dua jenis oncom, yaitu merah dan hitam. Perbedaan
kedua jenis oncom tersebut terletak pada jenis kapang.
Oncom merah dihasilkan oleh kapang Neurospora sitophila yang mempunyai
strain jingga, merah, merah
muda,dan warna peach. Sedangkan oncom hitam dihasilkan
oleh kapang Rhizopusoligosporus
. Jadi, warna merah atau hitam pada oncom ditentukan
oleh warnapigmen yang dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam
proses fermentasi.Oncom dapat dibuat dari kacang kedelai dan kacang tanah.
Bahan bakulainnya yang diperlukan dalam pembuatan oncom adalah kapang. Kapang
oncomdapat mengeluarkan enzim lipase dan protease yang aktif selama
proses fermentasidan memegang peranan penting dalam penguraian pati
menjadi gula, penguraianbahan-bahan dinding sel kacang, dan penguraian lemak,
serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang berbau sedap dan
harum Proses fermentasi oleh kapang Neurospora sitophila dan Rhizopusoligosporu.s dapat
mencegah terjadinya efek flatulensi (kembung
perut). Selamaproses fermentasi oncom, kapang akan menghasilkan enzim
alpha-galaktosidase yang dapat menguraikan rafinosa dan stakhiosa kedelai
sampai pada level yangsangat rendah, sehingga tidak berdampak pada
terbentuknya gas.Pada saat pembuatan oncom, sangat penting untuk memperhatikan
masalahsanitasi dan higiene untuk mencegah timbulnya pencemaran dari mikroba-mikrobalain,
terutama kapang Aspergillus flavus yang mampu memproduksi racun aflatoksin. Kapang
Aspergillus flavusjuga biasanya tumbuh pada kacang-kacangan danbiji bijian yang sudah jelek mutunya sehingga sangat dianjurkan menggunakanbahan baku yang baik mutunya untuk
mencegah terbentuknya racun aflatoksin.Akan
tetapi kita tidak perlu terlalu khawatir dengan racun aflatoksin, karena kapang
Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus mampu berperan
sebagai penekanproduksi aflatoksinOncom segar yang baru jadi hanya dapat
bertahan selama 1 – 2 hari padasuhu ruang, setelah itu oncom akan rusak.
Kerusakan tersebut disebabkan olehenzim proteolitik yang mendegradasi protein seingga terbentuk ammonia,
yangmenyebabkan
oncom tidak layak lagi dikonsumsi.
Kandungan Pada Oncom
Oncom mengandung :
• air 87.46%
•lemak 0.92%
•protein 4.37
•karbohidrat 3.05%
•serat kasar 1.65%serta mengandung mineral seperti :
•zat besi (Fe)
•Kalium (K), dan
•Natrium (Na).
Walaupun demikian perlu diketahui bahwa kandungan
gizi pada oncomtergantung pada bahan baku yang digunakan. Perbedaan kandungan
gizi
antaraoncom merah dan oncom hitam sangat signifikan. Misalnya oncom merahdengan
bahan baku ampas tahu mengandung protein sebesar 4.9% , sedangkanoncom
hitam dengan bahan baku bungkil kacang mengandung protein sebesar 8.6%.
Ragi yang terdapat Pada Oncom
Ragi yang digunakan dalam pembuatan oncom merupakan ragi jeniscampuran
fungi/
mixed culture. Penggunaan ragi yang baik sangat
penting sehinggaakan dihasilkan oncom dengan kualitas baik. Ragimixed culture
yang digunakan dalam fermentasi
oncom terdiri dari campuran kelompok mikroba
Neurospora itophila,Penicillium,Mucor , danRhizopus. Jenis kapang yang
berperan pentingdalam pembuatan oncom adalah Neurospora sithophila.
Jenis-Jenis Oncom
2. Oncom Merah
Perbedaan Oncom Hitam dan Oncom Merah
Perbedaan kedua jenis oncom tersebut terletak pada
jenis kapang
serta jenis bahan baku yang digunakan. Oncom merah dihasilkan oleh kapangNeurospora
sitophila yang mempunyai strain jingga, merah, merah muda,
danwarna peach.. Sedangkan oncom hitam dihasilkan oleh kapang Rhizopusoligosporus.
Jadi, warna merah atau hitam pada oncom ditentukan oleh warnapigmen yang
dihasilkan oleh kapang yang digunakan dalam proses fermentasi.Oncom merah
umumnya dibuat dari ampas tahu, yaitu kedelai yang telahdiambil proteinnya
dalam pembuatan tahu. Sedangkan oncom hitam umumnyadibuat dari bungkil kacang
tanah yang kadangkala dicampur ampas (onggok)singkong atau tepung singkong,
agar mempunyai tekstur yang lebih baik danlebih lunak
Manfaat Oncom
Nilai dan Mutu GiziBanyak orang
yang kurang menghargai oncom dibandingkan hasil
olahankacang-kacangan yang lain, seperti tahu dan tempe. Pandangan negatif
tersebutmuncul karena oncom terbuat dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah.Pandangan
tersebut sangatlah keliru, karena sesungguhnya oncom memilikinilai dan mutu
gizi yang baik akibat proses fermentasi. Dari kedua tabel tersebutdiketahui
bahwa oncom bungkil kacang tanah memiliki protein, lemak dan padatanterlarut
yang lebih tinggi dibandingkan oncom ampas tahu.Hal lain yang perlu
disempurnakan agar daya terima masyarakat
meningkatterhadap oncom, adalah yang menyangkut penampilan, bentuk, serta
warnanya.Untuk lebih meningkatkan daya terima oncom di masyarakat luas,
perlu diperhatikanmasalah sanitasi bahan baku, peralatan pengolah, dan
lingkungan, serta higienepekerja yang menangani proses pengolahan.Dengan adanya
proses fermentasi, maka struktur kimia bahan-bahan
yangtadinya bersifat komplek, akan terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebihsederhana
sehingga lebih mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Prosesfermentasi oleh kapang juga akan menghasilkan komponen flavor dan citarasasehingga
menjadi lebih disukai oleh konsumen.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Simpulan
·
Oncom memiliki nilai dan mutu gizi yang baik setelah prosesfermentasi.
·
Oncom bungkil kacang tanah memiliki
protein, lemak dan padatanterlarut yang lebih tinggi dibandingkan oncom
ampas tahu.
·
Penggunaan ragi yang baik sangat penting sehingga akandihasilkan oncom dengan kualitas baik.
·
Berdasarkan warnanya oncom dibagi
menjadi dua yaitu, oncomhitam dan oncom merah
5.2
Saran
·
Sebaiknya bahan-bahan yang akan
digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://resepmasakanhalal.blogspot.com/2010/07/oncom-hitam.htmlhttp://kknm.rbs1518.net/viewtopic.php?f=61&t=335
L
A
M
P
I
R
A
N
No comments:
Post a Comment
Mohon Berkomentar dengan Bahasa yang Sopan. Kritik dan Saran Sangat diperlukan untuk Memajukan Blog ini terimakasih :D